Sumber Foto: Link
Aku lelah, aku pusing dengan perkuliahanku yang
semakin tidak jelas. Aku pusing karena aku sudah semester 6 namun masih
meninggalkan 3 mata kuliah di bawah. Aku pusing karena mata kuliahku di
semester ini sangat menekanku. Ada mata kuliah PPL 1 yang mewajibkan kami
membuat RPP dan juga maju layaknya seorang guru. Ada mata kuliah Metil-membuat
proposal yang dapat dikatakan itu adalah setengahnya skripsi. Ada mata kuliah
Seminar yang tentu juga sama memusingkannya. Belum lagi kamu, kamu membuatku
pusing. Kamu menambah beban fikiranku. Bukan, bukan karena keberadaanmu, justru
sebaliknya. Ketidak beradaanmu ini lah yang membuatku tertekan. Sejuta fikiran
dan prasangka buruk terhadapmu ini lah yang menekanku. Mengapa? Tanyakan pada
dirimu sendiri. Kenapa kamu begitu susah untuk aku temui? Kenapa kamu selalu
memiliki alasan yang masuk akal? Kenapa kamu tidak ingin mencoba, berusaha, berjuang
untuk menemuiku. Aku tau kamu jujur, aku tau memang seperti itulah keadaannya.
Tapi bukankah kamu bisa berusaha sedikit?
Ahh aku muak dengan semuanya. Aku ingin tidur saja,
aku ingin tidur cepat untuk sejenak melupakan dan menenangkan fikiranku.
Meskipun aku harus bangun sangat pagi sekali karena kuliah jam 7 pagi di hari
sabtu. Forget that, i don’t care anymore. Good night.
......
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
Suara dari HP ku itu membangunkanku dari tidur
lelapku. Aku memang memintamu untuk membangunkanku jam 6 pagi. Aku bergegas
mandi. Kemeja putih, dasi hitam, celana Kain hitam, sepatu pantofel dan tas
selempangku sudah aku kenakan. Aku berangkat kuliah.
Aku duduk di kelas pada bagian paling depan. Sial,
hari ini aku maju kedua. Aku tau bahwa aku sedang menjadi tumbal. Aku maju, aku
tampil kedua sesuai dengan urutan. Aku menjelaskan materiku panjang lebar
selama 20 menit secara lancar dan menurutku tanpa hambatan. Tapi itu berbeda
dengan pendapat dosen. Dia bilang aku bagus, sangat mengusasi materi.
Tetapiiiii, dia bilang, aku memang menjadi tumbal. Dia bilang tulisanku
menjijikkan, dia bilang aku tampak sedang meremehkannya. Dia bilang aku selewengan.
Dia bilang aku preman. Dia bilang RPP ku bagus namun masih banyak kesalahan dan
dia menyoreti setiap halaman pada RPP ku. Hingga ku dapati aku mendapatkan
nilai C sementara aku harus mendapatkan nilai B untuk lulus di mata kuliah ini.
Sial, sial, sial, sial. Aku tidak tahan dengan keadaan ini. Aku pulang kerumahku.
Saat ini waktu baru menunjukkan pukul 10 pagi. Aku tidak tau harus melampiaskan
kekesalan ini kepada siapa. Aku main coc, nonto film, aku melakukan apapun dan
aku masih saja kesal. Aku ingin menemuimu, aku ingin bercerita, aku ingin
memelukmu, aku ingin kamu ada dan nyatanya kamu tak ada. Ini lah yang membuatku
kesal, dan aku menyalahkanmu karena ketidak beradaanmu. Ahh aku tidur saja, ini
masih jam 2 siang dan aku berharap mampu melewati malam minggu ini dengan tidur,
aku tidak ingin terbangun dan merasakan iri dengan orang lain yang malam
mingguan bersama pasangannya sementara aku dan kamu tidak bersama.
......
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
PING!!!
Suara itu lagi. BBM mu lagi-lagi membangunkanku dari
tidurku, tapi kali ini bukanlah ucapan manis usai bangun tidur, tetapi
kata-kata yang memicu pertengkaran. Kamu marah terhadapku karena aku
mengacuhkanmu.
“Tidakkah kamu mengerti? Aku membutuhkanmu tapi
tidak hanya untuk via phone. Aku ingin kamu ada, nyata di hadapanku. Aku tau kamu
tak bisa, tapi tetap saja aku tidak bisa mengerti, kamu tidak ingin aku datangi
dan kamu juga tak ingin datang padaku. Lalu aku harus bagaimana? Aku muak
dengan hp ini.” Aku benar-benar muak hingga aku mengirimkan pesan yang panjang
itu kepadamu. Percayalah aku hanya ingin kamu mengerti dan aku pun ingin
mengerti apa alasan dari semua ini.
“Kamu ingin aku mengerti apa? Harusnya kamu yang
mengerti. Ahh sudahlah urus saja masalahmu sendiri, jika kamu sudah tenang dan
jika itu telah hari minggu, apapun yang terjadi, kamu marah atau tidak, kita
akan bertemu. Sekarang aku tidak akan menyentuh hp ini hingga hari minggu. Apa kamu puas?”
Kamu marah, kamu benar-benar marah. Aku takut, aku
tidak bisa membiarkan masalah ini semakin membebani fikiranku. Aku memutuskan
untuk mendatangimu ke kotamu. Aku bergegas mempersiapkan diri dan aku melaju
pergi untuk mendatangimu.
......
Aku sampai di kotamu, aku selalu terpesona dengan
kotamu meski telah beberapa kali kemari. Aku selalu mengagumi kotamu dan kamu.
Tapi kamu tidak pernah ingin mengajakku kemari, kamu tidak ingin membawaku
jalan-jalan disini. Entah apa alasanmu, alasan apapun yang aku gunakan tidak
pernah bisa membuatmu luluh untuk mengajakku kemari.
Sumber Foto: Link
Aku berhenti di sebuah taman yang indah. Aku melihat
bunga-bunga indah yang bermekaran. Aku jalan perlahan sambil menikmati
lingkungan sekitar, aku sungguh menikmati detik-demi detik dan per centi meter
tempat ini. Aku sangat menyukainya. Di tengah taman aku memetik setangkai bunga
yang tentu saja ingin aku berikan kepadamu. Aku ingin menelponmu untuk mengejutkanmu
bahwa aku ada di kotamu. Aku yakin saat pertengkaran kita seperti ini jika aku
mengejutkanmu, kamu akan berlari mendatangiku dan memelukku.
Tooot... tooot... tooot...
Nada tunggu itu seakan mengetuk-ngetuk jantungku menuntut untuk berdenyut sangat cepat. Tak ku sangka kedatanganku kemari membuatku seakan seperti jatuh cinta lagi, seperti baru kencan pertama. Aku gugup dan sangat riang gembira.
Telponku tidak kamu angkat. Aku mencoba menelponmu lagi, lagi dan lagi. Semakin aku mencoba menelponmu, aku semakin mendengar suara lain selain suara nada tunggu. Kriiiing, kriiiing, kriiiing. Nada itu seiring dengan aku menelponmu. Aku berjalan mengikuti sumber suara. Hingga aku mendapati sumber suara itu.
Aku melihatmu. Ini adalah pertama kalinya aku tidak senang melihatmu. Aku benar-benar muak melihatmu. Aku tidak ingin kamu ada, aku tidak ingin lagi melihatmu. Aku menggenggam erat bunga berwarna pink yang ada di tanganku. Aku mengaggap bahwa itu adalah kamu yang saat ini sama-sama berwarna pink.
Sumber Foto: Link
Aku tidak pernah menyangka bahwa ini lah maksudnya. Kini aku mengerti, aku benar-benar mengerti. Aku tidak ingin mengusikmu, aku akan menghilang. Aku tidak ingin kamu tau bahwa aku terluka. Aku mengangkatkan kakiku kebelakang dengan sangat perlahan. Kaki ku yang gemetar itu tidak mampu untuk membalikkan tubuhku untuk berjalan dengan benar. Aku berjalan mundur meninggalkanmu yang saat ini tangan dan hatimu telah di genggam oleh orang lain tepat di hadapan mataku.
Kakiku terus melangkah hingga suara klakson itu berbunyi sangat keras dan semakin keras. Aku sadar kakiku sudah tidak berjalan di taman lagi dan aku masih dapat melihatmu di ujung sana. Langkahku terhenti ketika sebuah benda yang aku tau itu adalah mobil-menghantam kakiku dengan sangat keras.
Aku tergeletak di jalanan aspal. Samar-samar aku melihatmu yang kini sedang memangku kepalaku, aku dapat merasakan air matamu yang menyentuh pipiku lembut.
"......................................... I Love You"
Aku tau kamu berbicara sangat panjang lebar, namun yang ku dengar hanyalah kata I Love You mu yang Bullshit itu.
"Yeah yeah yeah. I know you love me and i know i'm not the only one" Aku hanya mengatakannya di dalam hati, aku tak bisa mengatakannya langsung kepadamu.
Drama ini terhenti ketika aku mendengar seseorang sedang berteriak-teriak ambulan, ambulan, ambulan. Kemudian triakan itu berubah menjadi bangun, bangun, bangun.
Aku membuka mataku, aku melihat sekeliling dan aku sadar bahwa kini aku sedang berada di kamarku. Seseorang dari balik pintu kamarku membangunkanku. Aku membukanya dan saat itu pulalah kamu memelukku. Kamu berada disini malam minggu? apa ini? apakah ini sebuah mimpi?
Aku bergegas mandi dan mengganti bajuku.
Usai mandi kamu mengajakku pergi, pergi ke kotamu. Aku tak menyangka keinginanku untuk bersamamu berada di kotamu ini menjadi nyata. Tapi apakah ini nyata? Atau apakah aku masih tertidur? Yang manakah yang kenyataan dan yang manakah yang mimpi? Jika ini mimpi? Apakah aku masih tertidur di malam sabtu? Apakah aku sebenarnya tidak melakukan apa-apa dan ternyata aku masih tidur? Atau jika ini nyata, apakah semuanya itu adalah kenyataan? Apakah tadi aku tertabrak mobil? Apakah aku benar-benar bukanlah yang satu-satunya di hidupmu? Aku sangat bingung.
Ahhh terserahlah. Ini kenyataan atau aku sedang bermimpi berada di kotamu bersamamu atau tidak, aku tidak perduli lagi. Yang jelas saat ini aku bahagia disampingmu, bersamamu. Jika ini kenyataan, buatlah ini menjadi kenyataan yang indah. Jika ini mimpi, biarkanlah aku tetap bermimpi dan bantulah aku untuk mewujudkan mimpiku ketika aku harus terbangun. Karena sesungguhnya aku telah benar-benar jatuh cinta, jatuh sejatuh jatuhnya.
I'm not the only one?
Shut up, whatever. I Love You.
###
Jatuh tanpa bisa bangun lagi :))
ReplyDeleteKayak lagu. Haha
DeleteYeeii ketemu Fikri maulana di sini. Loe kaya hantu di mana-mana ada hahah.
ReplyDeleteOke kunjungan perdana nih buah Cholis, adik kelas gue *abaikan
Ceritanya udah bagus, cuma kebanyakan serangan aku dan pusing.
Mungkin begini:
Aku lelah, pusing memikirkan
perkuliahanku yang semakin tidak jelas. Aku sudah semester 6, namun masih ada 3 mata kuliah yang kutinggalkan. Belum lagi, mata kuliahku di semester ini sangat membuatku tertekan.
Di semester ini ada mata kuliah PPL 1 yang mewajibkan kami membuat RPP dan maju layaknya seorang guru. Ada juga mata kuliah Metil-membuat proposal yang dapat dikatakan itu adalah setengahnya skripsi. Ada lagi mata kuliah Seminar yang juga sama-sama membuatku pusing. Belum cukup rupanya mata kuliah memusingkanku, sekarang kamu pun turut serta menambah beban pikiranku.
Iya bagus dia menjelajah.
DeleteYeee
Haha iya, sengaja sih sebenarnya perbanyak aku dan pusing, kayak konsep puisi gitu ngulang-ngulang kata, lagi pengen doang, biasanya ga gitu kok.
Tapi nanti ku perbaikin lagi untuk selanjutnya.
Thank you guru.
Dijadikan yang kedua? Heheh :P
ReplyDeleteEnggak kok :D
Deletekorte morte laporto sorte
ReplyDeleteDamn
DeleteBagus dijadiin ftv nih.. mengharukan.. baguss
ReplyDeletewah sampe jatuh sejatu-jatuhnya segala, tapi emang klo udah cinta mau gimana lagi, semangat sob.
ReplyDeleteArtikelnya sangat bermanfaat gan..
ReplyDeletetrimakasih.. sukses selalu...