Sunday, December 21, 2014

Black Coffee (Cerpen)

Sumber foto : Link


            Kopi hitam, kau tau? Betapa aku menyukai kopi hitam? Biar aku ceritakan!
Sudah setahun aku selalu datang untuk duduk disini dan aku selalu memesan kopi hitam. Ya, kopi hitam. Aneh, mungkin memang terdengar aneh apabila ada seorang wanita yang menyukai kopi hitam. Entah aku harus memulai dari mana tentang semua ini. Yang jelas ini mengenai rasa. Rasa manis yang seketika berubah menjadi pahit.
***

Tuesday, November 18, 2014

Cahaya Hati (Cerpen)

Sumber : Link

            Terhenti. Langkahku terhenti ketika tangan yang sedari tadi menggenggamku itu telah terlepas dari genggamanku. “Hey, kamu kemana? Jangan tinggalin aku” aku panic, bagaimana tidak? Dia telah menutup mataku dengan kain tebal sehingga aku tidak bisa melihat. Disini sunyi, sepi, dan dingin. Aku bisa merasakannya. Lalu, dia melepaskan genggamanku begitu saja? Apa maksudnya?. Tapi tidak, dia tidak meninggalkanku, dia melepaskanku untuk sekedar bergurau, lalu dia berdiri di hadapanku, meraih kedua tanganku kemudian mengalungkannya di lehernya. Perlahan dia mendekatkan tubuhnya ke tubuhku hingga tak ada jarak, kemudian dia sedikit menurunkan tinggi badannya dan segera mencengkram pahaku dengan erat hingga aku naik di atas punggungnya. Ada apa ini? Dia mencoba untuk menggendongku? Apa dia kuat? Sedari tadi jalanan menanjak ke atas, aku saja yang membawa diri merasa kelelahan, bagaimana jika dia mennggendongku?

            Beberapa saat kemudian, dia menurunkanku dari punggungnya. Dia memintaku untuk tetap diam dan tidak membuka penutup mataku. Terdengar olehku suara pematik korek api, entah apa yang sedang ia lakukan, mungkin menyalakan sebatang roko.

Aku merasakan tangan itu, tangan yang mulai mendekapku dari belakang, mencoba untuk memelukku. Hingga aku merasakan kenyamanan dan kehangatan, ya kehangatan. Aku membutuhkan kehangatan, karena disini dingin, yang aku sendiri belum mengetahui aku sedang berada diamana. Perlahan, dia mulai melepaskan tangannya dari tubuhku, kemudian dia membuka penutup mataku. Kemudian kembali memelukku. Samar, pandanganku tidak jelas, yang terlihat hanyalah kegelapan dan bintik-bintik cahaya. Ku coba untuk mengusap-usap mataku hingga penglihatanku semakin membaik. So beautifull, indah, baru pertama kali dia mengajakku kemari, dan ternyata sangat indah. Lampu kota itu tampak seperti bintang yang ada di daratan. Lampu kota ternyata terlihat sangat indah jika di lihat dari atas bukit seperti ini. Tak lama kemudian, dia melepaskan peluknya lagi dan segera menjauh dariku. Tapi aku tak terlalu menghiraukannya, entah mengapa aku masih menikmati pemandangan ini. “Hey Desy, lihatlah kebelakang” aku mendengar dia memanggilku, perlahan aku membalikkan badanku, terasa tidak ingin memalingkan wajahku dari pemandangan tadi. Namun, ketika aku telah menoleh ke belakang, woow entah expresi macam apa yang harus aku tampilkan. Yang dapat ku lakukan hanya menutup wajahku dengan tangan mencoba untuk menutupi expresi itu, expresi bahagia. Dia mendekatiku, meraih tangan kananku dengan lembut dan menuntunku pada cahaya lain. Aku berdiri di tengah cahaya itu. Cahaya lilin. Ya 20 batang lilin berwarna merah yang di susun membentuk symbol love. Tepat di depan kakiku terdapat tulisan yang di tulis dengan susunan batu yang tempak memiliki cahaya.
“Happy Birthday 20th. I Love You. Would You Be My Girlfriend?”
***

Kau tau kasih? Awalnya setiap malam yang cerah aku selalu menatap ke langit, berkata bahwa cahaya-cahaya bintang itu sangat indah. Kemudain kau mengajakku kemari, aku takjup, ternyata cahaya lampu kota terlihat lebih indah, hingga aku menyebutnya Bintang Darat. Kini ternyata aku mendapati hal yang lebih indah, cahaya yang lebih dari keduanya.
-20 batang lilin berwarna merah               : Melambangkan umurku 20,
-Yang di susun membentuk symbol love : Sebagai symbol cinta,
-Tulisan Happy Birthday                         : Ucapan selamat ulang tahun darinya untukku,
-Tulisan I Love You                                : Ungkapan cinta darimu,
-Would You Be My Girlfriend?              : Aaaaa… kamu nembak aku.
Aku menyimpulkan semua itu menjadi satu, dan aku menyebutnya “Cahaya Hati”

Sumber : Link


***

Setelah aku melihat tulisan itu, aku mengalihkan pandanganku yang mulai samar karena ada air yang menghalanginya tepat di mataku. Aku menatapnya yang sedang berdiri di hadapanku yang ternyata dia juga sedang memperhatikanku. Namun sesegera mungkin dia memalingkan wajahnya. Samar namun aku masih dapat melihat, dia meraih ponselnya untuk menelpon seseorang. Tak lama kemudian temannya datang membawakan kue, dan hanya itu, setelah memberikan kue itu ke dia, temannya mengucapkan selamat ulang tahun untukku dan kemudian pergi lagi.

Dia berjalan mendekatiku. Berdiri di hadapanku dengan menyodorkan kue ulang tahun bergambar panda. “Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you” lembut,dia menyanyikan lagu selamat ulang tahun itu dengan sangat lembut, hingga mataku merasa tak mampu menahan kebahagiaan yang ia berikan. Ya air mataku menetes. Sesegera mungkin aku meniup lilin itu, mengambil kue itu dan menaruhkannya di samping. Tanpa banyak jeda, aku langsung menariknya ke dalam lilin symbol love itu, kemudian aku memeluknya. Ya, aku yang memeluknya terlebih dahulu. Entah apa yang aku lakukan ini, aku merasa ini tampak memalukan. Tapi aku tak perduli, aku ingin sesegera mungkin memeluknya, mengatakan bahwa aku juga mencintainya dan ingin menjadi pacarnya.
Terima kasih Cahaya Hatiku. I Love You ({})



###

Wednesday, October 8, 2014

Menikmati Gerhana Bulan Bersamamu

Gerhana, Gerhana Bulan, Menikmati, Menikmati Gerhana Bulan Bersamamu, Foto, Foto Bulan, Desy, Caffee Puncak, Samarinda

    Sumber foto : Gerhana Bulan


"Kamu dirumah? Sudah makan? Aku lapar, temanin aku makan ya. Ku jemput sekarang. Kamu siap-siap. Ini aku OTW."

Sebuah pesan singkat itu aku kirim ke Desy. Dia adalah teman dari temanku. Kami sering ngumpul bareng di suatu tempat. Tapi baru kali ini secara mengejutkan dan tanpa ada aba-aba, aku langsung mengajaknya pergi keluar, dan hanya berdua.

Thursday, September 25, 2014

Lembaran Kisah Klasik #5

      Sumber foto : Adera - Melewatkanmu


Lanjutan dari postingan sebelumnya di Lembaran Kisah Klasik #4
###


Saat ini (2007)

Masih teringat jelas, semuanya masih dapat ku ingat dengan baik. Bagaimana mungkin aku bisa lupa jika hati dan perasaanku masih tetap bersama dia. Dia yang sejak sepuluh tahun lalu, tak pernah ku lihat lagi. Nita, kamu ada dimana? Apa kabarmu? Saat ini, apakah kamu sudah bisa mencintai aku lagi???.

Thursday, July 31, 2014

Di duga tak tahan berpuasa, bocah 4 tahun nekat meminum air aki.

Jum'at, 18 Juli 2014.

Paser, Kalimantan Timur. Pada pertengahan bulan puasa lalu, seorang bocah umur 4 tahun, nekat meminum air aki. Saat itu, ia sedang bermain bersama teman sebayanya. Menurut penuturan temannya, ia sangat kehausan karena di paksa oleh ibu nya berpuasa sehariaan penuh. Karena takut dimarah ibunya yang sedang mengajar ngaji di rumah, akhirnya dia pergi ke rumah tetangganya. Di parkiran, ia menemukan air aki. Air aki itu masih di segel dan belum terbuka. Seorang temannya menegurnya agar ia tak membuka dan meminum air aki itu. "Jabi, jangan diminum, itu racun." Begitu katanya. Karena sangat haus, Jabi pun tak memperdulikannya. Dengan lancar, ia meneguk air aki tersebut. Tak lama kemudian, Jabi pun membanting botol air aki tersebut dengan seperti tersedak, ia langsung terbaring pucat di lantai. Dua temannya yang melihat itu, sontak mencoba mengangkat Jabi. Karena tak mampu, mereka pun berteriak "Jabi minum racun" "Jabi minum racun" Para tetangganya pun serentak menuju sumber suara, termasuk saya. Karena panik, Jabi pun di gotong menuju puskesban. Karena tak mampu, Jabi pun di larikan ke puskesmas terdekat. Tak sanggup juga, Jabi di bawa ke Rumah sakit panglima sebaya. Masih tak mampu juga, akhirnya di bawa ke Rumah Sakit Umum Balikpapan. Hingga saat ini, Jabi pun di larikan ke rumah sakit di Samarimda. Sudah 2 minggu keadaannya tak kunjung membaik, justru semakin parah. Bayangkan saja, air aki dengan tutup botol merah, di minum seperti itu. Malam tadi, kami para warga doa bersama di mushola untuk kesembuhannya, walaupun harapan hidup sangat kecil.
Bagi kalian yang membaca postingan ini, tolong bantu do'anya, dan bagi media/wartawan, tolong di publikasikan tentang ini. Agar ada sumbangan do'a dan sumbangan uang untuk Jabi.
Bantu ia agar tahun depan masih bisa berpuasa dan lebaran.

Nb : Pesan untuk para orang tua. Jangan paksa anak kecil untuk berpuasa full, terutama bocah yang belum bersekolah. Latihlah ia berpuasa secara perlahan. Jangan terlalu di paksakan.

Terima Kasih.

Saturday, May 31, 2014

Love In England





            Senja kala itu begitu dingin setelah baru saja di guyur hujan deras selama kurang lebih dua jam. Aku yang ketika itu sedang berada di sebuah toko kaset baru saja membeli kaset DVD the beatles sembari menunggu hujan yang baru saja mereda. Warna jingga senja saat itu begitu jelas terlihat menerobos masuk kedalam toko melalui kaca jendela besar yang tepat berada di depan muka toko. Setelah ku merasa langit telah kembali cerah, aku keluar dari toko kaset itu. Seketika itu aku melihat pelangi di atas langit senja, indah. Bibirku melebar dan melengkung seperti membentuk bulan sabit, tersenyum, menandakan sebuah expresi kesenangan. Namun lekukan bibirku itu berubah perlahan menjadi datar dengan dahi yang mengkerut dan mata yang menyipit seperti expresi sedang melihat sesuatu dan mengamati dengan serius. Yaa, aku mengamati sesuatu, aku melihat seorang perempuan cantik di sebrang jalan, mungkin bidadari yang turun dari pelangi. Tapi, Ahh... khayalan macam apa itu. Aku terus mengamati perempuan itu, perempuan yang sepertinya aku kenali. Entah mengapa, ada yang aneh dari sikap dan gerak geriknya. Tatapannya kosong, apa yang dia fikirkan? Dia ingin menyebrang jalan. Dia berjalan lurus kedepan, begitu juga dengan tatapannya, lurus ke depan. Tanpa ada tolehan kanan-kiri seperti orang yang akan menyebrang pada umumnya. Kemudian, hal yang paling membuatku sontak berteriak adalah ketika dia berhenti di tengah jalan, yang mana pada saat itu mobil sedang merlalu-lalang dengan lajunya karena hari tak lama lagi akan berganti malam.

Tuesday, May 20, 2014

Review Surat untuk Ruth

Review Surat untuk Ruth



Judul              : Surat Untuk Ruth
Penulis            : Bernard Batubara
Penerbit          : PT. Gramedia Pustaka Utama
Editor             : Siska Yuanita
Desain cover : Marcel AW
Tahun             : April 2014
Tebal              : 168 Halaman, 20 cm.

Friday, May 16, 2014

Cabul - Kasus pencabulan setiap hari

(Sumber Gambar: https://fbcdn-sphotos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn1/t1.0-9/s403x403/1010705_654487271289250_7843953193244541900_n.jpg)

            Tercengang, setiap kali gue melihat berita di tv yang beritanya begitu memprihatinkan. Bukan hanya sekali, tapi setiap hari dengan pelaku dan korban yang berbeda-beda. Cabul, sebuah istilah dimana seseorang melakukan perbuatan seks secara paksa terhadap anak di bawah umur.

Tuesday, May 13, 2014

Lembaran Kisah Klasik #4

Sumber Foto : https://c1.staticflickr.com/9/8015/7255717818_6145fc4f18_z.jpg

Lanjutan dari kisah sebelumnya di Lembaran Kisah Klasik #3

###

            Ohh tidak, mengapa ini bisa terjadi. Seseorang yang telah membunuh Ayah Nita, seseorang yang sangat di benci Nita, seseorang yang sangat ingin aku pukul, ternyata itu adalah Ayahku sendiri. Bagaimana caranya aku menjelaskan hal yang tidak aku ketahui ini ke Nita. Ayah, Ibu, Nita, Ibu Nita dan kelima polisi itu melihat ke arahku. Tiba-tiba Nita berlari mendekatiku dan mencoba untuk membantuku berdiri.

Tuesday, April 29, 2014

Semester Gila

Sumber gambar : https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTUDPWJYX8e9UHZ4gDLbFP7Vt2prC8cQvKj8k05VwAwmHvyv_Nm

Monday, March 31, 2014

Double LDR




            Tau kan LDR itu apa? Long Distance Relationship. Ya itu adalah suatu hubungan yang di lakukan oleh dua insan manusia yang terpisahkan oleh jarak. Mungkin sudah sangat banyak orang yang mengalami LDR ini, sudah banyak pula orang yang telah membahas kisah tentang LDR itu sendiri. Ada yang memuji (Loe hebat ya, meskipun jarak memisahkan kalian, tapi kalian masih tetap bersama, saling setia dan terus menunggu hingga jarak itu hilang). Ada yang mencaci maki (Hey loe kok mau sih LDR tiap hari pacaran sama media elektronik, loe bego apa gak laku disini. Haha). Ada yang mencoba untuk nikung (Loe sudah lama ya pacaran sama dia? Bahagia? Kenapa gak cari yang dekat aja, yang selalu ada di dekat loe, contohnya gue). Haha kampret nih orang-orang. Kenapa sih sibuk aja sama hubungan kami. Tapi mungkin orang-orang yang LDR itu masih cukup beruntung di bandingkan dengan gue. Kenapa??? Karena disini gue lagi ngalamin yang namanya Double LDR. Double LDR? Apa itu? Terus emang jarak kalian sejauh apa sih?. Sini biar gue ceritain.

            Semua ini berawal waktu gue kelas 2 SMA, gue lagi iseng-iseng buka Facebook (FB). Yahh waktu itu kan FB belum begitu terlihat alay, masih popular di tiga tahun silam. Walaupun sekarang FB sudah mulai tenggelam karena pengguna fb telah terkena virus alay yang begitu mewabah cepat sekali. Makanya itu sekarang orang-orang beralih ke twitter. Waktu gue buka FB lewat hp, hanna nouna bawel  *nama fb alay, wajar masih SMP kelas 2* kirim pesan ke inbox gue minta no HP gue. Tapi bukan dia cewe yang gue maksud. Dia itu tetanggaan sama gue, tapi sama sekali ga pernah teguran karena perbedaan umur 3 thun. Ya dia juga murid Ibu gue waktu sd, Ibunya dan Ibu gue juga dekat sih. Jadi kayanya gue harus dekat juga sama tuh anak, ya kali aja dia bisa kenalin gue ke teman cewek-ceweknya. Hihi.

Saat itu sebenarnya gue masih punya pacar. Tapi beberapa waktu lalu, dia kepergok sama gue selingkuh, jalan sama cowo sore-sore. Waktu gue Tanya itu sepupunya, padahal gue jelas-jelas liat dengan mata kepala gue sendiri. Bahkan gue samperin tu mereka bedua. Malahan gue ngomng sama tu cowo. Gue bilang “Loe siapa?” dia bilang “alah Pergi loe sana” gue liatin cewe gue itu sambil manggil-manggil dia. Tapi gak sekalipun dia noleh ke gue. Yasudah gue pergi. Malamnya dia tlpon gue dan bilang kalo itu sepupunya. Padahal gue jelas-jelasnya kenal banget muka cowo itu dari FB. Dia itu mantannya, bisanya yaa dia ngelak. Sejak itu lah gue sudah gak ada rasa sama sekali sama dia. Jadi gue anggap putus walaupun dia tetap nganggap gue pacarnya.

Kembali ke cerita. Nah waktu itu gue punya kumpulan, namnya APATIS : Anak Pegunungan AnTi anarkIS. Waduuh… itu nama apa sih, Hinanya. Siapa yang buat nama begitu hah? Gue sebagai mantan anggota jadi merasa Hina. Eh bentar... gue ingat dulu. Ohh iya, astaga gue baru ingat ternyata yang buat nama itu adalah gue. Bahkan gue juga yang buat grupnya di Facebook. Ohh my god, ternyata gue dulu memang Hina. Tapi tetap  seru kok waktu itu soalnya rame teman gue disitu, dan bukan berarti karena namanya anti anariks kami bebas dari masalah, bahkan memiliki banyak masalah hingga kumpulan itu bubar. Malam itu gue lagi ada di situ, tiba-tiba hanna sms gue minta jemput. Katanya motor temannya bocor di bengkel. Waaa… dalam hati gue semoga temannya cantik. Ok tanpa banyak bacot, gue langsung jemput. Sampai disana gue itu deg-degan ga tau kenapa. Disitu hanna bediri sama temannya, gue datang itu sama sekali gak ngeliat muka temannya itu. Malu rasanya deg-degan aneh sekali.  Langsung deh gue cabut sama hanna ngantar dia pulang. Terus kembali ke kumpulan gue. Hanna sms gue bilangnya makasih, gue berharap hanna itu mau ngenalin gue ke temannya atau cerita apa gitu tentang temannya yang tadi. Ehh… sekalinya gak ada cerita sama sekali semingguan lebih gue tunggu.

Seminggu kemudian, waktu malam hari hanna sms gue , bilangnya teman dia itu suka sama gue. Waaa… ngefly abis gue rasanya. Langsung gue juga bilang aja kalo gue suka juga. Tapi rasanya gak mungkin ya begitu, ahh mungkin Hanna ngerjain gue aja. Tapi biarlah, gue embat aja, toh gue gak rugi juga. Hanna nawarin gue nomer HPnya. Tapi gue masih malu ah, terus hanna ngeyakinin gue. “Gak apa, sms aja. Kali aja jodoh”. Yah gue ambil dah no HPnya, gue smsin ternyata namanya Destry. Busett dah ini Hanna ngerjain gue kali yaa? jangan-jangan dia ngasih gue no HP cowok lagi, idiiih. Tapi gak deh, sudah gue cek telpon beberapa detik buat ngeyakinin gendernya. Takut aja gue jatuh cinta duluan dan kemudian ketemuannya belakangan, dan pernyataan yang mengejutkan adalah dia satu gender sama gue. Ahh khayalan bodoh.  Gue Smsan sama dia itu semingguan ngefly banget  rasanya waktu itu. Sampai pada akhirnya gue ngajak ketemuan. Ketemuannya tempat bibinya hanna. Gue betul-betul gak tau itu kalo rumah itu ternyata, rumahnya guru sosiologi gue. Waktu mau ketemuan, gue beli permen tamarin tiga pack. Sebelum kita cerita-cerita gitu, eh ngomongin permen tamarin. Bilangnya dia suka juga tamarin. Nah tiga pack itu gue masukin ke jok gue. Motor gue canggih waktu itu keluaran baru, jadi belum banyak yang tau kalo buka jok nya lewat tempat kunci. Waa asik banget setiap kali gue nyuruh orang buka, gue pasti ketawa-ketawa sendiri. Apa enggak, mereka cari  bukaan jok di belakang haha… Nah jadi surprice  deh waktu mereka buka joknya ada tamarinnya. Tapi sayangnya hanna yg buka, bukan Destry. Destry cuma duduk aja di kursi. Dari jarak tiga meter gue duduk di motor. Tiba-tiba hanna masuk kerumahnya. Jadi tinggal kita bedua aja di luar. Gue duduk di motor sambil liatin dia terus. Ehh tiba-tiba dia begeser di balik tiang, gue toleh-toleh eh sekalinya dia bebedak. Haha.. ketawa ngakak gue waktu itu. Tapi gue suka banget sama dia itu. Beda banget dari cewe-cewe lain. Pemalu sekali, jadi gue penasaran sama dia.

Singkat cerita, gue sudah putusin pacar gue. Walaupun itu membuat sedikit konflik antara Gue, Pacar Gue dan Destry. Iya gue tau gue ganteng, jadi masalah konflik gini udah biasa lah gue tanganin, Haha *mimpi. Kini gue sudah pacaran sama Destry. Gue adalah murid kelas tiga SMA. Sedangkan pacar gue Kelas tiga SMP. Ohh men. Kalian bisa bayangin gimana waktu itu, gue pulang sekolah. Masih pakai seragam, jemput Destry di sekolahnya. Sumpah, gue jadi ngerasa kaya jemput ade gue sendiri. Warna abu-abu di celana gue dan warna biru di roknya itu sudah keliatan dengan jelas bila kami berjalan bersama. Tapi tenang, gue gak penah malu kok dengan itu. Karena walaupun dia SMP, tapi badannya besar kok. Setaralah kalau di bandingkan dengan teman-teman wanita gue di SMA.

Masa-masa pacaran kami cukup membahagiakan untuk di kenang, sesekali antar jemput dia pulang sekolah, jalan-jalan sore, jalan malam, ngumpul bareng temannya, ngumpul bareng teman gue, ngapel di rumahnya, malam mingguan bareng, makan bareng, ke cafe. Ahh semuanya sama lah seperti orang pacaran pada umumnya. Tapi semua itu hanya berlangsung setahun. Tiba saatnya ketika gue lulus SMA dan begitu pula Destry yang lulus SMP. Setelah lulus ini, gue sudah meyakinkan diri untuk melanjutkan kuliah di Universitas Mulawarman di Samarinda. Sementara Destry, dia bingung mau sekolah dimana. Sebenarnya sekolah yang dia inginkan adalah sekolah gue dulu atau sekolah kakaknya dulu. Tapi apa daya, nilai kelulusannya tidak memadai untuk masuk ke sekolahku dan sekolah kakaknya dulu. Karena gue mau pergi ninggalin dia jauh, jadi gue menyarankannya untuk sekolah di pesantren aja. Kakaknya juga menyarankan dia untuk sekolah di pesantren. Kalau dia sekolah di pesantren kan gue bakalan tenang ninggalin dia. Dia gak bakal macam-macam kalau sekolah disana, terus gue deh yang bisa macam-macam tanpa sepengetahuannya, Haha. Tapi gak kok, gue gak gitu orangnya, gue pria baik hati yang setia, *baikin kerah baju*.

Di suatu malam tanpa bulan-bintang, rintik hujan yang turun dengan lembut, alunan sebuah musik klasik. Semua itu seakan menghiasi malam yang menyedihkan. Mungkin memang dapat di katakan seperti itu. Gue meraih sebuah pena yang terletak di pojok meja, mencoba untuk menggoreskan tinta di sebuah buku yang akan gue berikan untuknya. Ini adalah malam terakhir sebelum gue pergi. Bukan meninggalkannya, hanya sedikit berjarak lebih jauh darinya. Tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sudah saatnya gue pulang. Gue meraih tangannya, mengajaknya untuk segera berdiri dari tempat duduk.

“Beb, besok gue akan mulai perantauan sebagai mahasiswa. Mulai sekarang, kita gak bisa banyak ketemu lagi kaya dulu. Tapi tenang, gue bakal sering pulang kok”
“Hmm iya, jangan nakal lho disana.”
“Iya” *Peluk*

Tak banyak yang bisa gue ucapkan, terlebih ketika gue liat matanya mulai berbinar menahan air mata. Gue gak mau liat dia nangis cuma karena ini. Karena gue tau, ini sepertinya takdir yang harus kami lalui. Mungkin sesuatu yang tadi gue tuliskan di buku itu, akan mewakili apa yang seharusnya gue katakan malam ini.

Isi tulisannya :
Hey :). Ini buku aku kasih buat kamu. Hmm, aku mau kamu nulis disini kalau kamu lagi kangen sama aku. Karena tau sendiri kan, mulai saat ini kita akan sangat jarang bisa untuk ketemu. Maaf aku harus pergi, bukan meninggalkanmu, hanya sedikit jarak yang akan berada di antara kita. Tenang, aku gak akan nakal kok, dan akan tetep setia :). I Love You.

                                                                                                Cholis Hidayat
#####################################################################

          Perpisahan ini telah membuatnya menangis, gue jadi merasa bersalah. Tapi mau bagimana lagi? gue harus menggapai cita-cita, meski gue tau, gue harus mengorbankan waktu bersama pacar, bahkan keluarga.

            Kini kami telah terpisah, tak ada lagi istilah jalan bareng, tak ada lagi istilah malam mingguan bareng, bahkan untuk pertemuan pun tak ada lagi. Yang ada hanyalah segenggam Handphone yang akan menjadi media kami untuk berkomunikasi. Yaa mungkin bisa ketemu dan jalan bareng, tapi itu pasti susah dan butuh waktu yang lama. Hanya ketika gue pulang kesana. Tapi meskipun seperti ini, gue yakin, suatu saat kita akan benar-benar bersama tanpa akan ada jarak yang mengagnggu se-cm pun itu. #Ehh???

Ini adalah hari-hari dimana awal kami terpisah. SMSan, telponan tiap malam. Semua begitu terasa saling menjaga komunikasi. Mulai dari ngebahas masa lalu, ngebahas masa depan, cerita tentang kejadian seharian tadi, cerita tentang teman baru, semua kami ceritakan tanpa merasa kehabisan kata. Pernah beberapa kali kami saling berkelahi cuma karena hal yang begitu spele. Contohnya : Seharian gue gak ada sms dia, dia marah. Ada juga karena gue buat postingan status di fb terus ada cewe yang komentar, dia adalah tetangga gue tapi dia juga marah. Kadang bahkan cuma karena gue jalan gak bilang aja dia marah. Ohh no... seperti ini kah bila jarak telah hadir di antara kami?. Ini sangat mengganggu.

Beberapa bulan gue merantau, menjalani hubungan LDR. Ohh tidak, maksudku Doubel LDR. Apasih maksudnya Double LDR itu. Baiklah. Jadi begini, gue selalu bingung bagaimana cara menjelaskan keberadaan gue sekarang. Gue berasal dari Kalimantan Timur. Gue kuliah di ibu kota propinsi Samarinda. Tapi tempat tingal orang tua gue ada di Kabupaten Paser tepatnya di Kuaro.  Untuk mencapai Kuaro, dari Samarinda kita harus melalui Balikpapan yang jaraknya 100 Km. Dari Balikpapan kita melewati sedikit air asin sekitar 30 Menit. Setelah menyebrangi air. Kita sampai di Penajam. Perjalanan ini belum berakhir. Dari penajam untuk sampai ke Kuaro harus menempuh 100 Km. Di kuaro ini lah tempat gue berasal. Dari kuaro kita mundur sedikit sekitar 9 Km karena disini lah ada sebuah desa yang namanya desa Modang. Desa modang ini memiliki dusun, nama dusun itu adalah dusun Pekasau. Nah ini lah tempat dimana gue berasal. Sedikit rumit dan menyedihkan yaa? Haha. Tapi tenang, meskipun kami tinggal di dusun, kami bukan anak-anak yang nora dan alay-alay. Serius. Karena kami gak tinggal di pedalaman, selain itu kalimantan timurkan wilayah yang kaya, jadi walaupun kami berada disana, kami bisa pergi keseluruh dunia, huahahaa.. *Ngaco.

Untuk menemui pacar, gue harus menempuh jarak 35 Km dari rumah. Disinilah ada sebuah kota yang namanya Tanah Grogot yang baru-batu ini namanya telah berubah menjadi Tana Paser. Perlu diketahui pula, Tana Paser dijuluki dengan julukan kota ungu. Kenapa? Iya, karena satu-satunya kota yang seluruh bangunan pemerintah, kendaraan pemerintah, taman, lantai di lapangan, pembatas jalan (trotoar), sekolah, rutan, hotel pemerintahan,  rumah sakit dan masih banyak lagi. Gak percaya? datang aja kesini, haha. Di Tana Paser ini lah tempat gue SMA  dulu. SMAN 1 TANA PASER. Karena sekolah ini lah yang membuat gue lulus SMP harus segera mengembara untuk melanjutkan sekolah. Bukan karena tidak ada sekolah di dekat rumah. Tapi memang sudah menjadi keputusan gue untuk bersekolah di SMA itu. Ternyata ini takdir, karena sekolah ini, gue bertemu Destry dan akhirnya kisah ini bisa terjadi.

Ahh gue juga pusing. Gue LDR terus kalau gue pulang. Gue masih tetap LDR sejauh 35 KM. Ohh sial. Bagaimana sih ini? Terus kapan gue bisa selalu bersamanya. Emang sih ada rumah kakak gue di Tanah Grogot. Tapi gak selama liburan juga kan gue ada disana. Orang tua gue kan di Pekasau. Selain jarak, gue masih ada hal yang membuat gue pusing. Yaitu Pembagian Waktu. Iya gue bingung gimana caranya membagi waktu antara keluarga, teman dan pacar. Mungkin bagi kalian yang LDR gak akan terlalu memusingkan hal itu. Tapi gue disini yang menjalani hubungan Double LDR, gue tuh bingung banget. Gimana enggak? Gue harus membagi waktu antara keluarga, teman, teman, teman dan pacar. “Gimana tuh kok kata temannya ada tiga? Maksudnya loe punya teman tiga aja gitu? Sedih banget hidup loe Lis!”. Ahh bukan, bukan gitu maksudnya, teman yang terbagi menjadi 3 di lokasi berbeda. Gini memang, karena gue hidup di tiga alam, hebat banget kan gue. Bisa ngalahin Hewan Amfibi dan bahkan ngalahin makhluk halus yang Cuma hidup di dua alam, sementara gue, tiga alam, haha. Tiga alam tersebut ada Samarinda, Tanah Grogot dan Pekasau. Kalau di Samarinda sih gue gak terlalu memusingkan diri ya. Soalnya kalau gue lagi di samarinda, ya udah. Gue beteman sama orang-orang Samarinda. Tapi kalau lagi liburan. Nah ini yang bermasalah. Untuk yang di pekasau aja gue sudah bingung mau berteman sama anggota yang mana. Kalau di Tanah Grogot apalagi, lebih pusing. Mau berteman sama yang mana aja, banyak golongan dan anggota dengan kepentingan yang berbeda di antara satu sama lainnya. Belum lagi kalau di grogot gue harus membagi waktu antara teman dan pacar. Ahh gilaaa, gila gue gak lama kaya gini terus.

Waktu demi waktu pun terus berlalu, Destry sudah sekolah di pesantren. Wow iya di pesantren. Kini rambutnya yang indah itu sudah tertutup. Celananya yang pendek sudah dibuang, bahkan celana jeans panjangnya juga sudah tidak di gunakan lagi. Baju-baju lengan pendeknya juga cuma di pakai kalau lagi di rumah aja. Ok itu membuat gue tenang meninggalkannya disana. Tapi meskipun sekolah di pesantren, dia tidak menjadi anak pondok dan tinggal di asrama sekolah itu. Jadi kita masih bisa ketemuan deh kalau pulang hoho.

Selang waktu berlalu, Destry menjadi lebih berubah lagi. Yang awalnya dia menggunakan jilbab saja. Kini dia menggunakan kerudung yang ukurannya 2x2 meter. Tidak hanya itu, dia juga menggunakan Jubah, yang pakaian atasnya masih satu kain dengan pakaian bawahnya itu lho. Subahanallah, Alhamdullillah. Dia menjadi perempuan penghuni surga, seorang calon istri yang sangat baik. Semua ini berawal ketika dia mulai ikut pengajian. Gue gak pernah melarangnya untuk mengikuti itu. Karena di keluarga gue juga sebenarnya menganut ajaran agama yang kental. Ya meskipun tidak terlalu seperti itu. Masih seperti keluarga-keluarga yang lain, hoho.

Destry sekarang menjadi seperti seorang ustadzah. Ok gue senang alhamdulillah. Tapi ada suatu konsekuensi yang harus gue terima. DILARANG PACARAN. Wow. Awal awal dia mengikuti pengajian. Dia semakin sering mengucap kata putus ke gue. Sumpah ini adalah permintaan putus terbanyak di dunia. Iya di dunia, selama setahun dia hampir mengucap kata putus setiap minggu. Whaaaat?. Iya seminggu sekali. Gue juga gak ngerti bagaimana ini ceritanya. Padahal selama 2 tahun kami menjalani hubungan. Sampai detik ini pun, gue gak pernah mengucap kata putus. Masalah yang sangat sepele saja bisa menciptakan kata putus yang keluar dari mulutnya. Hmm padahal seperti apa pun dia marah ke gue, separah apapun dia buat gue sakit hati. Gue gak pernah marah sama dia, apalagi sampai mengucap kata putus. Gue gak ngerti, sebenarnya gue ini terlalu cinta, bego, atau apa sih? Gue sering berdebat dengannya tentang masalah percintaan, bahkan mengenai agama. Memang sih gue yang sering menang dalam perdebatan itu. Tapi tetap aja dia menganggap gue itu hina.

Hingga tiba saatnya gue ulang tahun yang ke 19 tahun. Gue mendapatkan beberapa kado ulang tahun darinya. Tapi ada satu kado yang buat gue ngerasa sangat tersindir. Kado itu adalah sebuah buku berwarna pink. Yang judulnya “Udah Putusin Aja”. Sebuah buku yang menjawab semua alasan-alasan yang gue berikan ke Ipau untuk menghentikan fikirannya untuk memutuskan gue. Termasuk alasan tentang LDR.
Gue bilang gini : Kita kan LDR, bahkan Double LDR. Kita jarang ketemu. Masa masih gak boleh sih pacaran. Kita sudah terpisah oleh jarak. Dan ok, jika ketemu itu juga gak boleh. Kita berhubungan aja lewat HP. Sama kaya kita kalau lagi jauhan. Jadi kita kesannya kaya Triple LDR. Iya Triple LDR, gak apa gue terima. Selama itu masih bisa menjaga hubungan kita untuk tetap bersama. Bukan alasan ya, pacaran untuk sebatas status. Gak, bukan itu, status itu hanya untuk menjaga hubungan kita agar kita bisa bersama di masa depan. Coba bayangin aja kalau kita sekarang putus gimana? Gue percaya tentang pernyataan kalau jodoh itu gak akan kemana. Tapi kalau putus, terus kita saling move on gimana? Rasa cinta kita memudar seiring berjalannya waktu. Kalau kita tetap memiliki status, walaupun gak pernah ketemu dan saling menjalin hubungan walaupun cuma lewat hp. Tapi bukankah itu bermanfaat? Kita bisa saling mendukung satu sama lain, saling menjaga hati, saling mengontrol, saling belajar. Bukankah itu ide yang baik?

Semua pernyataan itu tidak bisa meluluhkan hatinya. Kini kami lebih dari sekedar LDR. Double LDR itu tetap ada. Tapi lebih parah, tidak ada pertemuan, tidak ada komunikasi, bahkan tidak akan bertemu hingga 7 tahun mendatang. Wooow... kesepakatan yang mengejutkan bukan?. Gue gak tau akan masa depan kami ini akan menjadi seperti apa. Yang jelas untuk saat ini, gue akan tetap setia dan tetap menjaga hati untuk masa depan kami.  Percaya atau tidak, hubungan yang seperti ini ada. Tapi untuk kesuksesan hubunga ini, Cuma waktu yang akan bisa menjawabnya.

###

Friday, February 28, 2014

Kost Tanpa Jendela



Kalau di indonesia ini punya film dan novel yang berjudul “RUMAH TANPA JENDELA” gue juga punya teman yang ceritanya mengisahkan tentang seorang Mahasiswa yang hidup merantau dan tinggal di sebuah ruangan yang biasa disebut KOST. Namun hal yang sangat tidak layak disini adalah Kostan ini tidak memiliki jendela. Maka dari itu kami menyebutnya “KOST TANPA JENDELA”. Ini kisahnya :

***

Namaku Budiman (panggil saja BUDI), aku berasal dari kota balikpapan. Sejak lulus SMA, aku sudah memutuskan untuk kuliah di Samarinda. Sebagai mahasiswa perantauan yang mengawali hidup di kota orang sendirian tanpa teman dan saudara, aku mencari kost hanya bersama dengan ayahku. Karena sangat jarang ke Samarinda sebelumya, aku dan ayahku merasakan buta jalan. Tak ada yang menuntun perjalanan kami, selain itu kami menggunakan mobil. Mungkin ini yang membuat kami kurang bisa menjelajah ke seluruh penjuru kota. Hari pertama masuk kuliah tinggal menghitung jari, harus sesegera mungkin aku menemukan tempat tinggal. Telah banyak kost-kostan yang tidak beruntung yang tidak bisa aku tinggali karena alasan tidak sesuai dengan seleraku, malang sekali nasib mereka. Akhirnya di sebuah jalan aku menemukan sebuah kost yang sangat bersih, dinding beton, lengkap dengan lemari, tv LCD, kipas angin dan Sppring bead. Ok mungkin ini dapat dikatakan sebagai keriteria yang cocok untukku.

Malam pertama ku tinggal di kost, aku sangat bahagia karena ini adalah awal dari kisahku untuk hidup merantau “SENDIRIAN” walaupun hanya sebagai “MAHASISWA”. “Belum punya teman” mungkin ini adalah salah satu alasanku untuk gak kemana-mana malam ini. Ku mulai menyusun semua baju-baju ku di lemari, memasang sprei yang berlambang club BARCELONA sebagai club bola kebanggaanku, aku juga memasang poster Avril Lavigne dan poster Jack Daniels di tembok. Aku menutup pintu kamarku. Merasa begitu lelah, aku berbaring sejenak di tempat tidur sambil menikmati sebatang roko. Pikiranku mulai melayang-layang membayangkan segala sesuatu mengenai perkuliahan pertamaku dihari esok. Tempat baru, kelas baru, teman baru, wanita-wanita baru, dosen, asisten dosen sexy, yuhuuu. Semuanya telah membuatku sangat tak sabar untuk menyambut hari esok. Untuk mempersempit waktu, aku akan tidur Good Night, have a nice dream for me. Muachh :*

Beberapa saat kemudian, aku merasakan panas yang mengganggu. Ku membuka pakaian yang ku kenakan, ku percepat laju kipas angin yang tertempel di tembok. Anehnya, hawa kipas angin ini terasa hangat. Apa yang terjadi? Asap bekas roko ku tadi masih melayang-layang di udara. Aku kebingungan dan mulai panik, aku menoleh kesegala arah mencari tahu apa yang penyebabnya. Ohh nooo... baru tersadar olehku bahwa kost ini tidak memiliki jendela, bahkan tanpa fentilasi udara. Bagaimana mungkin sebuah kamar tanpa adanya jendela? Ini pengap sekali. Segera aku membuka pintu kamar kos agar karbondioksida menyebalkan ini segera keluar dan tergantikan oleh oksigen yang sangat aku butuhkan. Aku berlari keluar dan berdiri di halaman depan kost, aku berteriak

“Semesta, berikan aku oksigenmu, aku sangat membutuhkannya saat ini”


Aku memejamkan mata dan mulai mengambil napas secara perlahan untuk menyerap oksigen-oksigen diudara. Kemudian ku hembuskan melalui mulut dengan begitu cepatnya yang telah mengalahkan kecepatan cahaya, ini adalah sebagai wujud dari kemarahaku kepadamu “karbondioksida”. Terima itu. Aku melakukannya secara berulang hingga aku anggap sudah cukup untuk kelangsungan hidupku malam ini di KOST TANDPA JENDELA milikku. Aku masuk lagi kedalam kamar, dan melihat keadaan yang nampaknya ini sudah layak untuk di huni. Tanpa memerdulikan apapun lagi, aku akan tidur dengan kipas yang aku setting hanya tertuju padaku dengan settingan tenaga penuh. Sleep. *peluk guling*

                                                                  ***

#Bersambung

Monday, January 27, 2014

Cinta Sederhana





Hari ini gue ngerasa jadi sapi, kenapa? Karena gue sedang berada di bagian belakang truk besar. Bagaikan sapi yang siap untuk di korbankan. Ohh no, ini mengerikan. Loe bayangin aja, ada di bagian bak truk rame-rame dengan beberapa orang, terus supirnya ugal-ugalan di jalanan yang banyak tikungannya. Teringat akan beberapa waktu silam ketika gue masih sd, gue di ceritain oleh paman gue. Dia cerita waktu dia SMP dulu, dia pernah berhentiin mobil truk bersama dengan teman-temannya untuk pergi bolos dari sekolah. Truk itu bermuatan batu-batuan gunung yang besar. Kemudian ketika di jalanan, truk itu terbalik. Tiga temannya meninggal, sisanya selamat termasuk dia. Ahh... Gilaaa gilaa. Itu mengerikan, gue bingung gimana caranya paman gue itu bisa selamat. Ahh tapi sudahlah. Abaikan. Mungkin dia sangat beruntung bisa selamat dari batuan gunung, tapi disini gue lebih sangat beruntung karena gue disini walaupun berada di bagian belakang truk tapi gue bersama dengan wanita-wanita cantik terutama kakak-kakak cantik dalam organisasi PMR (Palang Merah Remaja). Hoho...