Cerita Untukmu
Minggu, 24 Februari
2013
Sepi ya.
Gak tau kenapa hari ini aku ngerasa sehampa ini.
Sedih ya.
Aku gak tau kenapa aku ngerasa seperti ini.
Kangen ya.
Iya aku ngerasa kangen sama kamu.
Ini hari
yang menyedihkan, aku bingung kenapa bisa kaya gini. Jam 3 siang aku terbangun
dari tidurku, merasa sedikit menyesal kenapa aku bisa bangun se sore ini.
Teringat semalam aku dan teman-temanku melakukan hal yang tak penting namun itu
menyenangkan. Bermain kartu uno hingga jam 4 subuh, menonton film hingga jam 5
dan selanjutnya aku tertidur. Sebagai pelaku LDR di malam minggu aku tidak
melakukan pertemuan selayaknya mereka yang berpacaran dengan jarak yang dekat.
2 LDR dan 2 jomblo yang aku ngerasa kami adalah orang-orang yang sama-sama
merasa sepi namun sering tertawa bahagia. Tapi tawa itu tak selamanya dalam
perasaan bahagia, terkadang aku memaksakan untuk tertawa dalam kesedihanku.
Sesaat
setelah aku terbangun, aku tersadar 2 temanku adit dan aziz tak ada dalam
kamarku. Aku tau memang aziz tak ada tidur dengan alasan takut tak bisa bangun,
karena memang dia hari harus pergi membantu om nya. Aku sempat terbangun
sebelum aziz akan pergi. Sedangkan adit, aku juga sempat terbangun sesaat
sebelum dia pergi. Aku gak tau kenapa alasan dia pulang ke kost nya.
Setelah
mandi aku duduk dan terdiam. Aku melihat mukti masih tertidur. Aku bingung apa
yang aku harus lakukan. Aku melihat bb ku yang telah mati karena kehabisan
batre. Aku mengecasnya. Sesaat setelah itu aku melihat laptopku tergeletak di
lantai. Aku menyalakan laptopku untuk mengecek apa yang terjadi di dunia
mayaku. Facebook, Twitter, Google + dan Blog, tak ada pemberitahuan yang
penting. BB ku berbunyi, itu suara bbm.6 pesan tak penting. Sepertinya tak ada
yang mencariku. Aku berbaring dan aku teringat saat aku tertidur aku mendengar
hp senterku berdering. Aku tau itu dari kamu. Aku membukanya, memang benar itu
kamu 2 pesanmu terlihat seakan mencariku. Maafkan aku sayank aku masih belum
bisa memaafkanmu akan peristiwa semalam. Aku tau memang tak selayaknya aku
merasa cemburu. Tapi...
Semalam aku
keluar jam 10 malam. Malam itu kami bingung apa yang harus kami lakukan. Kami
merasa lelah karena sore itu Aku, Aziz, Adit dan Herlambang (tanpa mukti) pergi
ke lapangan basket dan bermain basket. Oh ini sungguh asing bagiku. Lama tak
bermain basket walaupun aku memang bukan pemain basket tapi tentu saja aku
pernah bermain basket di SMP dan SMA. Sementara Aziz dan Herlambang, mereka
memang pemain basket yang telah sangat lama memfakumkan diri mereka tanpa
alasan yang tak ku tahu dan tak ingin ku ketahui. Sedangkan adit, aku tak tahu
bagaimana ceritanya dia dengan basket. Yang aku tau hanya dia dan aku tentunya
bukan pemain basket yang mahir. Anehnya adit begitu bersemangat ingin bermain
basket, adit dan aku yang membeli bolanya. Sedangkan Aziz dan Herlambang
mungkin sebagai pelatih tanpa di minta. Saat itu jam 5 sore kami pergi ke
lapangan basket. Ada dua lapangan yang sepertinya semua ring di pergunakan. Aku
merasa canggung karena mereka semua terlihat mengenakan kostum basket.
Sedangkan aku memakai jaket porkabku. Adit memakai baju karateku (bukan baju
latihan tentunya). Aziz memakai baju bola. meskipun aneh, tapi Herlambang jauh
lebih aneh dari kami bertiga. Kami mengenakan celana olahraga pendek dan
memakai sepatu sedangkan Herlambang mengenakan celana jens, kaos bekerah dan
sendal jepit. Kami bermain dengat semangatnya hingga membuat kami sangat
kelelahan. Beberapa saat sebelum kami pulang, seorang pelatih basket mendatangi
kami dan bertanya kepadaku. Dia menantang kami untuk melawan club didikannya.
Ohh shit. Itu terlalu mengejutkanku. Aku sedikit berpikir, aku menolaknya
dengan tentunya banyak alasan yang sama sekali tak ku jelaskan. Aku hanya
mengatakan tidak. Kami pulang dengan lemas kelelahan.
Sesampainya
di kost kami melihat kamar sudah rapi bersih oleh ulah Mukti. Kami duduk dan
mengumpulkan tenaga sebelum mandi satu persatu. Sedangkan Herlambang pulang.
Satu persatu dari kami mulai mandi sedangkan Mukti seperti biasa naik ke loteng
mencari inspirasi melanjutkan Novelnya. Setelah mandi dengan pakaian santai
bersiap untuk tidur, tiba-tiba Aziz mengajak kami untuk mengenakan pakaian rapi
seperti ingin pergi dengan tujuan untuk mengerjai mukti. Menyuruhnya untuk
bersiap dengan pakaian bagus dan bersiap untuk pergi, padahal kami hanya ingin
berada di atas loteng saja.
Di loteng. Ini hal yang
membosankan. Aku merasa sepi walaupun mereka selalu tertawa. Belum lagi di
bawah ada beberapa anak SMP alay yang berteriak-teriak dengan alaynya. Ini
menambah kejenuhanku. Kami turun dan melewati para ABG itu berniat untuk
mengusirnya dengan cara yang aneh. Kami lewat dengan keren berharap mereka
merasa minder dengan ke tampanan kami. Beberapa saat kemudian mereka pergi dan
kami pun juga pergi.
Di jalan. Wow ini mengerikan.
Banyak pasangan lewat di depan kami tanpa memikirkan perasaan kami. Oh shit.
Ini membuatku selalu memikirkanmu. Aku juga mau seperti mereka yg bisa
bersama-sama di malam-malam yang seperti ini. Sayank aku juga mau pergi sama
kamu. Aku kangen.
Kami tidak melakukan banyak
perjalanan, kami memutuskan untuk menghentikan perjalanan dan berhenti di
tempat favorit kami. Disini kami banyak bercerita, karena tanpa media kami
merasa bisa saling bercerita dan berbagi kisah.
Waktu itu kita SMSan kan sayank kita juga banyak cerita,
karena sejak hari rabu kamu pergi ke kampung halamanmu dan sejak saat itu kita
lost contak. Selain karena hp mu hilang, disana juga limit sinyal yang membuat
keadaan semakin menyedihkan. Aku kangen kamu sayank sudah 2 minggu kita gak
ketemu dan juga kita gak ada telponan seperti biasanya. Ingat gak sayank
terakhir kita ketemu. Itu hal yang paling menyenangkan dan tentunya
menyedihkan. 3 hari sebelum aku pergi aku ingin bersamamu tapi kamu mengatakan
tidak tanpa alasan yang jelas. Akhirnya kita hanya bertemu selama 2 hari. Sedih
yaa. Kita LDR dari Samarinda – Tanah Grogot. Selain itu ketika aku pulang. Kita
tetap LDR dari Kuaro - Tanah Grogot. Kita gak bisa selalu memiliki banyak waktu
seperti dulu saat aku SMA dan kamu SMP. Memang sih aku bisa tinggal di Tanah
Grogot tempat kakakku. Tapi kamu harus tau sayank aku harus membagi waktuku.
Antara keluarga, kamu, dan teman-temanku. Teman itu juga terbagi lagi antara
teman di Samarinda, teman di Tanah Grogot, dan teman di Kuaro. Kisah cinta yang
selalu rumit ya.
Dua hari itu adalah hari yang menyenangkan ya sayank. Kita
sama-sama terus dalam waktu yang cukup lama. Tapi kita harus tau ini akan
berakhir.
Di malam minggu itu kita
memutuskan untuk tidak pergi kemana-mana dan hanya berada dirumahmu saja. Aku
tau ini menyedihkan di malam terakhir dan aku mau kita merasa senang J. Ingat kan yank malam itu kita duduk di meja
belajarmu. Aku menemanimu menghapal bacaan-bacaan solat zenazah, karena besok
kamu sekolah di hari minggu. Aku tau kamu merasa terganggu dengan keberadaanku,
tapikan aku cukup baik karena tidak mengajakmu keluar di malam itu. Aku mencoba
mendengarkan banyak lagu dari hp ku dengan menggunakan erpon, agar aku tidak
mengganggumu menghapal jadi aku membuat asik diri sendiri. Beberapa saat
kemudian aku tau kamu tidak bisa berkonsentrasi. Aku melepaskan Erpone ku dan
mencoba untuk memegang tanganmu seraya berkata
“Sayank maaf ya aku ganggu kamu
menghapal. Harusnya aku gak ada disini dan mengganggumu”
“Enggak kok beb gak ganggu. Ini
kan malam terakhir kita ketemu. Seharusnya aku yang salah karena aku justru
malah mementingkan sekolahku dari pada kamu” *menutup buku*
“Eh kenapa di tutup bukunya. Kan
harus di hapal buat besok”
“Gak ahh. Aku gak mau cuekin kamu
yank. Aku mau sama kamu aja malam ini”
“tapi kalo besok masih gak hapal
juga gimana?”
“Nanti malam aku hapal kok yank
kalo mau tidur sama pas subuh kalo sudah bangun”
“He makasih yank ya
pengertiannya. I Love You” *Pelukan sayank*
“He iya yank. I Love You Too”
Ini malam yang romantis. Di
sebelah meja belajarmu ada sebuah jendela kan yank. Kita membukanya agar
bintang dan bulan bisa terlihat dari dalam rumah. Taburan bintang itu membuatku
lapar, saat itu aku memintamu untuk membuat mie gelas kan yank. Eh yank tadi
siang kita lomba masak kan dengan menu utama udang. Aku minta kamu sama kakakmu
(Martinah) beli udang. Tapi karena kamu lama banget belinya aku melihat keong
emas di rawa-rawa itu. Wow aku merasa sangat kelaparan. Aku mengumpulkan keong
itu cukup banyak dan berniat akan membakarnya. Hehe.
Perlombaan masak di mulai, aku
tau kamu merasa jiji dengan keong ku. Tapi sebagai mantan Bolang yang telah
keren. Aku gak bisa melupakan masa laluku untuk makan-makanan alam. Aku memecah
dan membersihkan keong itu. Sayang sekali keongnya hanya segenggaman tanganku.
Aku memutuskan untuk mencampurnya dengan udang yang telah kau beli. Dengan
masakan tumis yang super pedas ini aku yakin masakanku lebih enak dari pada
masakanmu yank. Setelah selesai memasak kita menghidangkannya dan Inah sebagai
jurinya. Karena merasa jiji dia tidak mencicipi makananku. Aku gak merasa rugi
saat itu dengan begitu aku bisa makan semua makanan lezat ini. Beberapa saat
kemudian akhirnya Inah mencicipi masakanku begitu pula dengan kamu kan yank.
Kamu bilang masakanmu yank paling enak kan yank dan menurutmu keongnya enak
tapi masakannya terlalu asin. Tapi bagiku, masakanku yang paling enak yank wuu.
Eh tapi disini aku jujur, makananmu kok yang paling enak
yank, dan masakanku memang asin. Hehe.
Malam itu semakin
larut, kamu meninggalkanku sejenak untuk pergi menjemput mamamu dari toko. Aku
di rumahnya dan ayahnya tertidur sejak tadi. Aku membuka buku hitam milikmu.
Aku menulis sangat banyak kata-kata untukmu dengan format seperti ini.
Aku tau ini malam terakhir kita
sebelum aku pergi yank. Aku sayank kamu
@Cholishidayat_
Masih banyak kata-kata yang aku
cantumkan kan yank. Sepertinya aku tak perlu menulisnya karena kamu bisa buka
bukumu itu setiap saat kan yank J. Beberapa saat kemudian kamu kembali, aku menutup
bukumu dan mengembalikannya di tempat semula. Kamu datang menghampiriku dan
duduk di sampingku seperti sebelumnya. Saat itu sungguh aku masih ingin menulis
di bukumu itu sebelum aku pergi. Aku ingin menciptakan sebanyak mungkin
kejutan-kejutan seperti biasanya kan yank. Dalam 1 hari bisa sampai 3 kejutan
bahkan lebih. Itu karena aku senang buat kamu tersenyum J. Karena itulah dengan
sangat terpaksa aku meminta izin untuk melanjutkan tulisanku itu. Kamu pun
justru mengambil buku kecil hitamku dan menulis sesuatu.
Setelah menulis aku menutup buku
itu begitu pun kamu. Aku Memasukkan uang 5rb untuk uang sakumu besok disekolah
dan sebuah parfum berbau anggur dalam botol. Beberapa saat setelah itu aku
fikir ini sudah larut malam dan aku harus pulang ke Kuaro persiapan sebelum
besok aku ke Samarinda. Aku menggenggam tanganmu dan memaksamu untuk menatap
wajahku. Di temani sebuah lagu sedih kesukaanku itu semakin menemani suasana
menyedihkan ini. Aku bilang
“Aku sayank kamu yank” mungkin
ini malam terakhir kita ketemu sebelum aku pergi”
*Tanpa komentar dan terlihat
wajahmu yang malu itu kamu memalingkan wajahmu*
Aku terus berusaha mencoba untuk
membuatmu menatapku. Walaupun kamu terus memalingkan wajahmu. Dengan sedikit
drama aku mencoba untuk meneteskan air mata. *biar lebih drama aja sih* tapi
aku tahu dan jujur. Satu-satunya akting yang gak bisa aku lakukan itu adalah
akting menangis. Tapi semakin aku menatapmu dalam-dalam dan membayangkan
segalanya yang telah terjadi. Air mataku pun menetes. Aku gak tau ini kenapa.
Kenapa bisa aku menangis. Aku berkata
“Sayank jaga dirimu baik-baik
yaa. Jangan selingkuh. Aku sayank sama kamu”
“Bah beb jangan kaya gini nah
aku malu”
Aku melihat matamu pun
berkaca-kaca. Aku semakin sedih. Kenapa aku harus membuatmu sedih di hari ini.
Aku berdiri dan memintamu untuk
mengantarku ke depan pintu. Sebelum pintu terbuka. Aku memelukmu dengan erat,
dan aku bisikan
“Sayank I Love You”
“I Love You Too
“Makasih ya yank buat hari ini”
*mencium keningnya*
“Iya sayank hati-hati pulang ke
kuaronya”
“Iya sayank”
Kami saling melepaskan pelukan
kami. Aku menaiki motorku dan ku lihat air matamu. Maafkan aku sayank, aku
sudah buat kamu nangis. Dari sekian banyaknya perpisahan yang terjadi. Jujur
ini pertama kalinya kami sama-sama menangis.
Saat di jalan rintik-rintik
hujan semakin terasa dan semakin menggambarkan perasaan kami. 10 kilometer
sebelum sampai kerumah hujan semakin lebat dan aku berhenti sejenak. Setelah
beberapa saat aku tiba di rumah.
Keesokan harinya aku pergi ke
Samarinda, dan seperti dugaanku sebelumnya kamu pasti gak sekolah hari ini
karena gak hapal. Maafin aku ya sayank.
***
Kembali ke malam minggu bersama
teman-temanku. Saat itu aku SMS memastikanmu bahwa kamu gak macam-macam di
kampung halamanmu disana. Tapi aku mendapatkan jawaban yang di luar dugaanku.
“Enggak lah yank, kemarin malam
aku ke pasar peringin aja beli bakso sama kakak sepupuku”
“Be2 aja”
“Orang sama kakak sepupu aja toh
yank”
“Njing”
Yank aku tau kamu gak
macam-macam disana tapi satu yang aku takutkan. Kamu jalan sama kakak sepupumu
yang cowo itu. Itu aja, tapi justru itu yang kamu lakukan. Aku tau kamu
menganggapnya itu biasa. Tapi bagiku itu hal yang sangat menyebalkan yang
pernah ada. Ku kasih tau yank ya.
Aku paling
gak suka kalo ada cewe punya sepupu cowo. Kemudian mereka akrap dan jalan
berdua. Huanjing. Ikatan keluarga ga bisa
halangin perasaan mereka buat ga bisa saling suka. Itu pernah kejadian dan itu
sangat menjengkelkan. Aku banyak melihat cerita seperti itu dalam film dan
hanya hal negatif yang terjadi. Tolong sayank ngertiin aku. Aku takut.
Aku
marah malam itu. Aku menon aktifkan ke dua hp ku. Malam itu aku dan
teman-temanku pulang jam 2 malam. Kemudian tidur jam 5 subuh.
***
Sore ini aku merasa sangat
hampa. Aku gak tau harus melakukan apa. Jam 5 sore. Aku ingat sejak tadi malam
tak ada makanan yang masuk ke mulutku. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi
mencari makan dan ketenangan.
Aku makan di sebuah tempat favoritku, merasa sangat panas
aku memesan 2 Gelas Pop Ice durian. Setiap kali aku minum Pop Ice aku selalu
mengingat sejuta ceritaku di Tanah Grogot. Seperti biasa makanan yang tak ku
habiskan ini ku biarkan begitu saja. Seperti biasa dalam keadaan hampa ini aku
harus membeli sebungkus roko. Aku bukan peroko aktif. Aku hanya menggunakan
roko di saat-saat seperti ini.
Masih di
tempat yang sama aku membuka kontak BBM ku dan mencari nama Aditya Herlambang.
Aku mengajaknya ke tepian untuk menenangkan diri. Tapi dia justru membalas
pesanku dengan kata
“I’m very sad today. I need
alone”
Baiklah aku mengerti. Aku
memutuskan untuk pulang. saat di jalan dengan tatapan hampa. Aku memikirkan
banyak kata yang harus aku ceritakan. Akhirnya aku menulis cerita itu di atas
loteng di mana saat sore hari terasa sangat indah bisa melihat matahari
terbenam. Saat itu Di temani oleh mukti pada jam 6 sore. Setelah maghrib aku
turun dan melanjutkan tulisanku hingga jam 9 tepat pas banget.
Cerita Untukmu. Aku berharap
suatu saat kamu membaca ini dan mengerti bahwa aku selalu mencintaimu. I Love
You.
***
Semoga suatu saat dia melihat dan berkomentar
ReplyDeletedia lihat dan komentarnya di lampiaskan ke aku
ReplyDeleteDan sayangnya ini hampir 2 tahun lalu
Delete