Jujur.
Jujur itu bukan lah hal yang mudah. Sebelum kita berbicara kejujuran yang
sebenarnya terhadap orang lain, pasti banyak hal yang mengganggu pikiran kita. Terutama
pikiran rasa takut. Iya takut, contohnya jika kita ingin jujur kepada pacar
kita tentang suatu hal yang kita alami dan jika kita mengatakan kejujuran itu
akan membuatnya marah. Ini lah salah satu faktor yang menyebabkan seseorang
jadi merasa ragu untuk bicara jujur. Disini aku ingin menceritakan kisahku
tentang kejujurannya dan keegoisanku.
Saat itu
waktu menunjukkan pukul 10. Aku ada di kamarku bersama dengan teman-temanku
yang begitu menggila. Kami mendengarkan lagu dengan speaker besar sehingga
suara dari dunia luar gak terdengar, belum lagi tawa kami yang nyaring membuat
malam ini begitu bahagia. Tiba-tiba sebuah smsmu datang menghampiri hp ku.
“Sayang kalo misalnya aku suka
sama orang lain gimana? Sayang marah gak”
Ternyata itu adalah sebuah sms
yang membuat kamar ini serasa tak ada suara lagi untukku. Aku terkejut, ini hal
yang gak biasa. Perlahan aku membalas sms itu dengan tenang.
“Siapa orang yang kamu suka?”
“Gak ada
kok yank, Cuma tanya aja”
“Bohong”
“Ngantuk yank, tidur yok“
“Jangan mengalihkan pembicaraan,
siapa yang kamu suka?”
“Gak ada”
“Coba bilang sudah”
“Gak ada kok”
“Bilang aja
sudah”
“Ada yank,
tapi gak lagi kok sudah”
“Siapa
orangnya. Bisanya ya kamu begitu sama aku”
“Gak lagi
kok sudah”
“Alah kamu
jahat pau (Nama dia Ipau), aku kecewa sama kamu”
“Nda
sayang, aku bohong aja. Aku ngantuk yank. Kita tidur yok”
“Gak usah
alihin pembicaraan. Ini serius, sakit pau aku dengarnya”
“Haha, aku
bohongin aja kok, maunya juga di bohongin”
“Aku tau
kamu gak lagi bohong, siapa orang itu”
“Em iya.
Orangnya rahasia”
“SIAPA
ORANGNYA?”
“Sayang gak
boleh tau, Pokoknya rahasia”
“Pokoknya
aku harus tau”
“Gak ah,
gak mau. Aku kan gak suka lagi”
“Tapi kamu
suka sama dia, kok bisanya sih kamu kaya gitu sama aku”
“Sudah gak
kok yank, kan yang penting gak selingkuh”
“Jujur aja sudah kamu, aku gak
bakalan marah kalo kamu kasih tau siapa orangnya”
“Gak mau yank, rahasia! Sampai
kamu nangis darah pun aku gak bakalan kasih tau yank. Gak ada yang boleh tau”
“Pau tolong ya, aku sayang sama
kamu. Tapi kalo kamu gak kasih tau, aku gak bakalan bisa berhenti marah”
“Gak mau aku yank!!! Gak tau kenapa
kalo aku ketemu dia. Aku langsung deg-degan, kalo dia ngajak aku ngomong aku
jadi salah tingkah, apa lagi kalo dia sudah pergi, aku jadi senang terus aku
jadi ingat dia lagi”
Sebuah sms yang membuatku harus
mengganti hp, aku begitu marah. Aku membanting hp ku hingga pecah. Amarahku
begitu memuncak saat itu. Bagaimana tidak? Coba liat sms terakhirnya itu. Aku
fikir cuma aku yang bisa buat dia ngerasa kaya gitu, ternyata aku salah.
Keadaan sudah berubah. Aku membalas smsnya lagi.
“Perasaanmu itu kok kaya
B******(Kata Kasar)”
“Iya memang”
“Bisanya perasaanmu itu jadi
kaya gitu, aku gak bakal maafin kamu sebelum kamu kasih tau aku siapa orang
itu”
“Terserahmu. Kamu gak akan
pernah tau”
“Aku gak bakal hubungin kamu
sebelum kasih tau siapa dia”
“Terserahmu aja yank. Menurutku
sih kamu gak akan pernah tau”
“CEPAT”
“Gak mau, RAHASIA! Coba jangan
paksa aku. Aku gak mau bikin Ayang sedih. Aku kan cerita aja, kalo aku diam itu
kan sama aja aku hianatin ayang kan. Tapi kalo aku cerita kan aku gak hianatin
ayang lagi”
Perasaan marah ku ini memang gak
bisa di bendung lagi, aku merasa hatiku di ambil. SAKIT. Untuk pertama kalinya
aku menyebutnya dengan kata-kata kasar. Biasanya bila dia marah yang kemudian
mengataiku dengan banyak kata kasar, aku gak pernah membalasnya. Aku selalu
mengunci mulutku agar hatinya tidak terluka. Tapi kali ini, aku benar-benar
marah sehingga kata-kata itu terucap.
Malam itu aku terus sms dia
dengan pertanyaan yang sama untuk memaksanya memberitahuku siapa orang itu.
Hingga dia tertidur, aku sama sekali tak menemukan jawaban darinya. Rasa
kesalku itu buat aku gak bisa tidur malam itu.
*Expresi marahku mau ku bunuh rasanya laki-laki itu*
***
Keesokan harinya. Aku menjalani
hidupku seperti biasa, aku pergi ke kampus untuk mendapatkan materi. Aku
merasakan getaran dari kantongku di saat dosen sedang menjelaskan. Aku
melihatnya, ada sebuah SMS di hp ku. SMS itu tentu saja dari dia yang seolah
mencariku. Sengaja aku tak membalas SMSnya. Bukan karena aku takut jika
terlihat oleh dosen, tapi aku memang gak mau membalas. Aku mengabaikan SMS itu.
Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku tak ingin menerima SMSnya. Aku gak
peduli apapun isinya.
Beberapa saat kemudian, hp ku
kembali bergetar. Aku mengambil hp ku dan membaca SMSnya
“Sayang marah?”
“IYA” *aku luluh*
“Maaf sayang, gak lagi kok”
Ahh... aku masih benar-benar
marah. Aku sudah janji gak bakalan hubungin dia sebelum dia kasih tau siapa
dia? (orang yang aku anggap jahat itu). Aku menyimpan hp ku lagi. Tapi hp itu
hanya tersimpan tidak dalam waktu yang lama. Beberapa jam setelah itu dia SMS
lagi, dia mencariku dan terus mencariku. Aku merasakan kesepiannya saat itu,
lagi-lagi aku luluh. Aku membalas SMSnya walaupun singkat dan dengan jutek. Dia
tetap memanggilku sayang meskipun aku selalu memanggilnya dengan sebutan
namanya atau bahkan dengan kata “kamu”. Isi sms ku seharian hanya membahas
kejadian semalam yang membuatku terus memaksanya untuk memberitahukan aku
tentang orang itu. Aku mencoba untuk menebak-nebak namanya, tapi tetap saja dia
sama sekali tak memberitahuku.
Dia adalah wanita yang aku
cintai, meskipun aku sering memarahinya dan membuatnya jengkel. Tapi tetap saja
dia bisa memaafkanku walaupun aku membuat kesalahan. Untuk saat ini, aku
bingung siapakah yang salah di antara kami berdua. Aku mencoba untuk
memaafkannya membuat keadaan menjadi seperti semula. Aku SMS dia di saat amarah
kami berdua memuncak.
“I LOVE YOU”
“I LOVE YOU TOO. Aku sayang
Ayang :*”
Tak terfikirkan olehku dia
membalas SMSku seperti itu. Di saat kami bertengkar hebat dia masih bisa
menahan emosinya untuk membalas ucapanku dengan manis dan tanpa emosi. Tapi
bodohnya aku, aku gak menyadarinya malam itu jika dia masih mencintaiku seperti
biasa. Aku justru masih memaksanya untuk memberitahukan hal yang sangat ingin
aku ketahui.
***
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi,
aku belum tertidur saat itu. Aku membuka hp ku, berniat untuk SMS dia agar
masalah ini terselesaikan dan hubungan kami bisa kembali normal.
ISI SMS
Aku sayang kamu. Aku tau, aku
bukan orng yg menarik lagi untukmu. Aku memang orang yg membosankan. Aku juga
tau, aku ga bisa berbuat banyak. Aku mau terus buat kamu bahagia. Tapi jarak
ini memang begitu mengganggu. Sebelumnya aku berharap dengan adanya jarak ini hubungan
kita jadi gak membosankan, aku harap jarak ini bisa ngasih tau kamu gimana
rasanya kangen. Aku berharap jarak ini bisa buat kamu jadi lebih sayang sama
aku. Tapi ternyata aku salah. Jarak ini memudarkan rasamu.
Aku kecewa
dngan perasaan yang kamu miliki untuk orang lain itu. Aku sedih, aku fikir cuma
aku yg bisa buat kamu ngerasa degdegan, salah tingkah, dan ngerasa senang. Aku
salah, benar-benar salah. Ternyata kamu jatuh cinta lagi sama orang lain. Ini
membuatku terpukul. Aku gak tau harus berbuat apa untuk buat kamu jatuh cinta lagi
sama aku. Aku sayang kamu lebih dari yg kamu tau. Tapi kamu kecewain aku.
Rasamu sudah berubah. Aku gak pernah punya rasa untuk orng lain selain kamu.
Kenapa kamu sejahat itu sama aku pau. Ga bisakah kamu nahan perasaanmu. Aku
disini selalu setia sama kamu. Pikirin gimana rasa kecewaku. Gak bisakah kamu jaga
perasaanku. Aku selalu bangga punya kamu. Semua yg ada di fikiranku sehari-hari
itu cuma kamu.
Ga bisakah kamu ngerti?
Ga bisakah perasaanmu itu cuma
buat aku?
Ga bisakah kamu yakin sama aku?
Cowok kalau
sudah sayang sama cewek, perasaannya
jadi rapuh, mudah hancur. Aku saat ini merasakannya, perasaanku begitu tersayat.
Pedih pau. Pedih. Sakit.
Lukaku ini ga bisa hilang kalo kamu gak kasih tau siapa orang itu. Aku tau kamu gak mau kasih tau siapa orang yg rebut perhatianmu dari aku.
Tapi hati ini sangkal. Aku mau kamu jujur semuanya sama aku. Aku janji gak bakal marah. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Aku mau coba berusaha lagi buat kamu suka dan cinta sama aku lagi. Aku selalu sayang sama kamu walau seperti apapun kamu buat aku terluka. I love You.
Lukaku ini ga bisa hilang kalo kamu gak kasih tau siapa orang itu. Aku tau kamu gak mau kasih tau siapa orang yg rebut perhatianmu dari aku.
Tapi hati ini sangkal. Aku mau kamu jujur semuanya sama aku. Aku janji gak bakal marah. Kita mulai semuanya dari awal lagi. Aku mau coba berusaha lagi buat kamu suka dan cinta sama aku lagi. Aku selalu sayang sama kamu walau seperti apapun kamu buat aku terluka. I love You.
END SMS
Aku berharap dengan hadirnya SMS
itu bisa membuatnya mengerti tentang perasaanku dan apa yang aku inginkan.
***
Hari ini
aku masuk kuliah di jam 9.30, itu lah yang membuatku semalaman begadang dan
tertidur jam 5 subuh. Aku terbangun dari tidurku, aku mendengar suara alaram
dari hp ku yang memang sudah aku set di jam 9. Saat mematikan alaram, aku
melihat hp ku ada sebuah sms dari dia yang isinya gak sesuai seperti apa yang
aku harapkan. Kenapa? ya iya lah, aku SMS se banyak itu masa dia cuma balas
beberapa kata yang isinya.
“Maaf yank aku gak bisa kasih tau”
Hih apaan coba dia kaya gitu, aku
emosi. Aku masih berharap dia mau kasih tau siapa orangnya. Seharian aku sms
dia marah-marah terus. Hingga mungkin rasa muaknya tak bisa di bendung lagi
akhirnya dia mengatakan hal yang tak pernah aku inginkan *PUTUS*. Saat kata itu
hadir, aku baru menyadari bahwa aku yang salah. Memang yang ada dalam fikiranku
itu hanyalah hal-hal negatif tentang semua yang dia bicarakan malam itu. Dengan
fikiranku yang seperti itu jelas saja aku menganggap dia adalah wanita yang
paling bersalah. Tapi justru itulah kesalahanku, keegoisanku itu membuatku
bersalah. Aku gak berfikir ke arah positifnya. Seharusnya jika tanpa
keegoisanku itu, tentu saja aku pasti akan menganggap dia adalah wanita
terhormat yang berani berkata jujur walaupun yang harus dia katakan itu gak
wajar bagi sepasang kekasih yang saling mencintai satu-sama lain.
Aku menyesal, keegoisanku ini
membuatku benar-benar merasa bersalah. Gak sepantasnya aku terus memaksanya
untuk mengaku siapa orang yang dia sukai. Padahal dia sudah berusaha berkata
jujur tentang hal itu, memang sih awalnya aku merasa penting untuk mengetahui
siapa orang itu yang telah membuatnya berpaling dariku. Mungkin saja kan jika
aku mengetahui siapa orangnya, aku bisa memperhatikan orang itu tentang apa
yang membuatnya merasa tertarik. Dengan begitu aku bisa mengambil sebagian dari
sifat lelaki itu dan dari itu aku bisa memalingkan perasaan kekasihku untuk
merebut kembali hatinya. Tapi itu adalah pemikiranku yang salah. Aku sadar
sekarang, bukan seperti itu cara yang harus aku lakukan. Aku memiliki cara
tersendiri, aku akan menjadi diri sendiri untuk meraih hatinya (lagi).
Mungkin memang hari ini dia
pergi, tapi aku yakin. Besok dia akan kembali bersamaku. Aku yakin dan janji
hal itu akan terjadi. Dari pengalamanku ini, aku dapat mengambil suatu hal yang
berharga yang aku, kamu, kita, dia, mereka gak boleh mengulang kejadian sepele
seperti in. Membesarkan ego. Kita harus jauh berfikir kedepan sebelum kita
salah tindakan. Cerita ini membuatku menciptakan rumus tanpa hitungan. Ini rumusnya
:
KEJUJURANNYA +
KEEGOISANKU KU = PUTUS HUBUNGAN
***
Buat teman-teman yang
baca ceritaku ini terima kasih ya. Baca yang lain juga :D
No comments:
Post a Comment