Review
Surat untuk Ruth
Judul : Surat Untuk Ruth
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis : Bernard Batubara
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Editor : Siska Yuanita
Desain cover : Marcel AW
Tahun : April 2014
Tebal : 168 Halaman, 20 cm.
Tahun : April 2014
Tebal : 168 Halaman, 20 cm.
“Pada satu titik, cinta
akan habis tergerus, dan yang tersisa adalah sayang. Cinta, menurutku adalah
hasrat untuk saling memiliki. Sementara sayang adalah keinginan untuk menjaga.
Pada kondisi yang tak bisa ku jelaskan, sayang berada pada pengertian yang
lebih serius daripada cinta. Cinta sesaat, sayang selamanya. Cinta liar dan
berapi-api, sayang mengalir seperti air. Cinta menggebu-gebu, sayang cendrung
meredam.”
Kutipan diatas merupakan salah satu bagian yang aku suka,
dimana aku merasa setuju dengan konsep dan kesimpulan yang di miliki oleh Are.
Bukan hanya aku, temanku pun merasa setuju setelah aku bacakan kutipan itu
disampingnya ketika aku membaca novel ini dan menemukan kutipan itu. Mungkin
tidak hanya kami yang setuju, aku yakin akan ada banyak orang yang setuju.
Namun setelah aku lanjut membaca novel ini,
seketika, aku langsung menemukan seseorang yang berbeda pendapat dengan kami.
Dia adalah Ruth.
“Menurutku cinta itu
mitos, dan sayang? Entahlah. Aku pernah menjalani hubungan dengan seseorang
selama dua tahun, dan aku hanya memiliki perasaan terhadapnya pada tiga bulan
pertama, itu pun aku tidak yakin apakah yang kurasakan terhadapnya benar-benar
rasa sayang.”
***
Sebuah novel yang membuat ku merasa tak perlu membaca
dengan dibarengi oleh alunan musik yang tenang atau menyedihkan. Karena, tanpa
perlu musik, aku sudah terbawa suasana dalam kisah mereka.
Kisah
mereka ini berawal ketika pertemuan pertama merkea di pinggir dek kapal feri di selat bali yang
hendak menyebrang dari banyuwangi ke jembrana. Saat itu are melihat seorang perempuan yang sedang melukis
senja. Ketika itu Are yang juga sedang berurusan dengan senja (memotret),
tertarik kepada perempuan itu. Perempuan itu adalah Ruth. Kisah mereka pun di
mulai. Ruth adalah orang yang lebih suka memendam perasaannya. Baik itu rasa
suka, tidak suka, sedih atau senang, ia lebih suka untuk memendamnya. Sangat
misterius. Itulah yang membuat Are sangat tertarik kepada Ruth. Tetapi,
kemisteriusan Ruth, kesukaan Ruth memendam perasaannya, inilah yang membuat
benih-benih permasalahan.
Ruth
yang akhirnya harus berkata yang sesungguhnya kepada Are bahwa dia telah di
jodohkan dengan orang lain, membuat Are sangat terpukul. Terlebih ketika Ruth
mengatakan hal itu di saat yang tidak tepat. Saat dimana mereka sedang berlibur
di Bali. Ruth menangis, ia merasa sangat terbebani dengan hal itu.
Are
yang sangat merasa sedih dengan kenyataan bahwa Ruth akan menikah dengan orang lain,
akhirnya menuliskan surat ini dan beberapa memoar yang di dalamnya terdapat
kata-kata yang sangat menyentuh hati.
Novel
yang di tulisakan oleh Bernard Batubara
ini, sudah tentu menyita banyak perhatian. Selain karena ini adalah buku ke
6-nya dan telah 3 film yang di angkat dari novelnya menjadi sukses besar. Ada
hal lain yang membuatku merasa senang membaca buku karangan Bernard Batubara
ini. Alasan itu adalah karena aku senang menulis cerita fiksi, seperti yang
telah ku tuliskan di blog ini. Yang jelas, aku akan selalu menunggu semua
karya-karya bang Bernard Batubara.
Terima Kasih
Kayanya bagus tuh novel
ReplyDeleteIya bagus, gak nyesel belinya. Haha
Deletenice post sob..
ReplyDeletearticle yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu...
salam kenal yach...
kunjungi blog saya juga ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
http://chaniaj.blogspot.com/ dan situs kesayangan kami http://oliviaclub.com
serta sites.google kebanggaan kami https://sites.google.com/site/pokeronlineterpopuler/
di oliviaclub.com poker online uang asli terbaik di indonesia dengan teknologi teraman dan tercanggih.
main dan ajak teman anda bergabung dan dapatkan 20% referral fee dari house commision untuk turnover teman ajakan anda...