Tuesday, February 24, 2015

I'm a Teacher



Dear: You


Kamu tau kan aku mahasiswa apa? Tau kan aku kuliah di fakultas apa?
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Jurusan Komputer.
Tau apa artinya itu sayang?
Aku adalah seorang calon guru.

Guru???????

Ya, guru. Seseorang yang mengaajar di depan ruang kelas di tiap-tiap sekolah yang ada di dunia ini.

Aku tak pernah menyangka, kuliah di jurusan ini sangatlah susah. Terutama di jurusanku. Lain kali aku akan menjelaskan seberapa nerakanya kah jurusanku ini.
Yang jelas, untuk esok hari, aku harus melakukan kegiatan selayaknya seorang guru. Yaitu mengajar di depan kelas. Kelas yang aku ajar ini akan lebih mengerikan dibanding kelas-kelas lain yang ada di sekolahan. Karena di dalam kelas ini terdapat mahasiswa-mahasiswa yang sedang berakting menjadi siswa. Selain itu juga terdapat seorang dosen penguji yang paling mengerikan di fakultasku atau mungkin bahkan di Universitasku.

Soal mengajar itu mungkin tidak terlalu masalah, yang jadi masalahnya itu ya Dosennya. Dan juga RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Untuk membuat sebuah RPP itu tidaklah terlalu susah. Tetapi ya itu lagi masalahnya, Dosennya. Banyak sekali aturan yang harus kita buat sama persis, jika tidak-Dosen itu akan mengetok kepala kita dengan menggunakan pulpen, penggaris, dan-atau RPP. Tidak hanya itu masalahnya. Dosen itu mewajibkan kita untuk konsul RPP itu minimal H-4 sebelum tampil, dan konsul itu di sarankan lebih dari 4 kali.
Ok itu mungkin terdengar masalah yang kalau di fikir bukanlah masalah yang menantang. Namun, bagaimana jika kejadiannya seperti ini:
  1.    Dosen itu tidak ingin di sms, di telpon ataupun di datangi kerumahnya.
  2.    Dosen itu tidak ingin konsul jika dia sedang mengajar, istirahat, usai mengajar, terlalu sore atau ahhh terlalu banyak alasan.
  3.    Intinya dosen itu tidak ingin kita konsul, padahal dia mewajibkannya.
Bingung ya? Lha aku stres.
Untung untuk putaran pertama aku masih konsul dengan dosen yang satunya yang sedikit lebih baik dan walaupun RPP ku revisi. Setidaknya dia mudah untuk di temui. Sementara temanku, kasiannya. Dia sudah berusaha konsul dua minggu (full dalam setiap harinya) dari pagi sampai sore, dan hasilnya nihil. Emanng sih ketemu dosennya, tapi gatau juga apa alasannya sampai dosennya ga mau.

Yahhh apa pun tantangannya, aku sudah semester 6. Aku harus terus berjuang walaupun aku kuliah sepertinya akan sampai semester 10, aku tak apa-aku akan tetap semangat menjalani ini selama kamu ada di sampingku sayang.
Jadi, tetaplah bersamaku ya sayang.
Tetaplah seperti ini, ga sering ngambek. Pengertian sekali, mengerti apa beban yang aku alami. Thank you, I love You.




From: Me

Selasa, 24 Februari 2015
#Day26 #30HariMenulisSuratCinta

No comments:

Post a Comment